Music For me -listen with your Heart-

Me : Pianis?

Andreas [montblanc]: No… the Flute

Me : *Shock* Sugee!! Omae wa Saiko des yo!!

*after share our recording file in YM*
Still listen his Flute play, i write this post. Even i change my YM status “actually… his flute play give me inspiration to write something… thanks”

It’s Real… musik buat saya bukan cuma seuatu untuk menyamakan lirik dengan keadaan hidup yang saya alami. Music bagi saya lebih dari sekedar puisi cinta ato ungkapan hati… Music buat saya juga berarti terapi diri. Tidak perduli bahasa atau pun tanpa lirik sekalipun, musik tetap lah indah jika benar-benar berasal dari gelombang emosi sang penciptanya atau pemainya. Banyak band telah lupa akan emosi dalam musik dan menekankan itu dalam lirik, mebuat musik itu mati tanpa alunan pita suara sang vokalis dan tanpa lirik yang mudah dimengerti. Banyak musik tidak benar-benar berasal dari hati sehingga pudar kesan ekspresi saat memainkannya. Saya tidak berlebihan saat memujinya. Memang saya tidak tau batasan permainan flute sampai pada penilaian apa, tapi saya sudah mendengar musik sejak dalam kandungan dan yang saya tau… permainan flute nya berdasarkan emosi yang seimbang…
Permainan musik dengan emosi dan pengendalian diri memang lebih di terapkan pada sebuah orkestra, namun sebuah band yang sudah dapat menerapkan emosi pada setiap nada pada simponi mereka akan mendapatkan penggemar yang lebih berkualitas dari pada hanya mereka yang mengerti musik karena lirik cinta.

Memang ada beberapa tingkat penikmat musik yang ada dalam pandangan saya, dan setiap tingkatnya memiliki latar belakang musik yang dapat menjadi sampel untuk pengelompokan tersebut. Mereka dengan selera musik yang lebih tinggi, lebih cendrung menikmati secara keseluruhan instrument… gendang telinga yang peka pada setiap getaran emosi yang timbul dari musik tersebut akan menimbulkan sifat terapi pada gelombang otak mereka dan menjadikannya menilai dengan penuh kualitas. Mereka akan menghargai setiap karya dengan kepekaan… dan Mendengarkan dengan hati mereka.

Di salah satu negara maju, orang-orang yang menjadi penikmat sekaligus pencipta lagu dengan tingkat emosi tinggi sudah menjadikan standar kualitas yang tinggi untuk musik yang masuk ke publik masyarakat dan saya harap di indonesia juga akan tercipta suatu standar yang menjanjikan para pemulanya untuk melihat lebih tinggi mengenai ‘apa musik itu sendiri’.

kembali ke permaian flute salah satu teman saya… saat pertama dengan saya merasa seperti di tarik kembali ke masa lalu, dimana saya memainkan panggung sandiwara kemenangan saya…‘My Stage’. Waktu dimana saya putus asa dengan semua doa namun tetap berharap tentang suatu keajaiban… Dan pada akhirnya datang dalam diri saya sendiri untuk bermain dengan tali jemari dan mengendalikan mereka dengan cara saya… its a miracle from a prayer… dan judul lagu tersebut adalah the Prayer…

So… saya baru tau kalau si teman ternyata tergabung dalam suatu orcestra di jerman sana. telinga saya tidak salah dengar, tapi seorang bijak selalu merendah dan itu lah dia. Sou…Minna-san, ara blogger… pendengar seperti apakah kalian… cari tau lah dan beberapa kualitas dalam diri anda akan meningkat…